Pembelajaran Berdiferensiasi Sebagai Wujud Keberpihakan Pada Murid

 

Akhirnya selesai juga pembelajaran untuk modul yang kelima terkait Modul 2.1. Praktik pembelajaran yang berpihak pada murid atau yang lebih dikenal dengan Pembelajaran Berdiferensiasi. Saya sungguh merasa luar biasa sekali saat mempelajari modul ini, sesuatu yang selama ini tidak pernah saya dapatkan dalam pelatihan manapun walaupun dalam pelaksanaannya praktik pembelajaran berdiferensiasi ini sudah sangat sering saya lakukan tanpa saya sadari. Walaupun saya belum memahami strategi pembelajaran berdirensiasi mulai dari diferensiasi konten, diferensiasi proses maupun diferensiasi produk, selama ini saya berupaya untuk membantu murid-murid memahami dan terlibat dalam proses pembelajaran yang saya laksanakan. 

Keterkaitan materi yang didapat dalam modul Pembelajaran Berdirensiasi dengan peran saya sebagai calon guru penggerak sangat erat sekali. Sebagai calon guru penggerak saya selalu berupaya untuk menjadikan landasan filosofis pemikiran Ki Hajar Dewantara sebagai acuan dalam merancang dan melaksanakan proses pembelajaran. Kita tahu berdasarkan landasan filosofis pemikiran Ki Hajar Dewantara, murid akan menjadi pusat dalam pembelajaran yang kita laksanakan. Segala proses pembelajaran yang kita laksanakan hendaknya berpihak dan berfokus pada murid dengan segala keunikan pribadinya. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh guru untuk memenuhi kebutuhan belajar semua murid. Ki Hajar Dewantara telah menyampaikan bahwa inti dari pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak sehingga mereka dapat sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Sebagai guru kita harus menyadari bahwa setiap anak itu merupakan pribadi unik dan memiliki kodratnya masing-masing. Tugas kita sebagai guru adalah menyediakan lingkungan belajar yang memungkinkan setiap anak untuk dapat tumbuh dan berkembang secara maksimal sesuai dengan kodratnya masing-masing dan memastikan bahwa dalam prosesnya anak-anak tersebut merasa selamat dan bahagia. Pembelajaran berdiferensiasi mengupayakan pemenuhan kebutuhan belajar murid dengan rancangan dan pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan minat belajar, kesiapan belajar dan profil gaya belajar murid yang berbeda satu sama lainnya. 

Ide, materi atau pendapat dari narasumber saya rasa tak ada yang berbeda dari praktik pembelajaran yang sudah saya jalankan selama ini. Walaupun sebelum ini saya belum memahami konsep pembelajaran berdiferensiasi dalam proses pembelajaran yang saya laksanakan, saya selalu berusaha untuk merancang dan melaksanakan pembelajaran secara efektif dengan merancang proses pembelajaran yang sesuai dengan latar belakang setiap murid. Adakalanya saya melakukan proses pembelajaran yang berbeda antara satu kelas dengan kelas lainnya dengan pertimbangan melihat bagaimana kesiapan belajar, minat dan profil belajar murid pada kelas tersebut. Ada satu hal yang paling menarik terkait dengan materi yang disajikan oleh instruktur pada saat elaborasi pemahaman di mana beliau mengatakan bahwa sebagai seorang guru kita tidak perlu terbebani dengan rancangan proses pembelajaran berdiferensiasi yang akan kita laksanakan. Yang terpenting bagi kita adalah untuk merancang kegiatan pembelajaran yang benar-benar berfokus dan berpusat pada murid karena kita tahu bahwa strategi, model dan metode pembelajaran apa pun yang kita lakukan sejatinya adalah proses  untuk menuntun dan menumbuhkembangkan kodrat pada murid-murid kita. 

Ada beberapa konsep utama yang saya pelajari dan menurut saya penting untuk terus dibawa selama menjadi calon guru penggerak bahkan setelah menjadi guru penggerak nantinya. Konsep-konsep utama yang saya pelajari dan menurut saya penting terkait pembelajaran berdiferensiasi antara lain sebagai seorang guru tugas kita adalah melayani murid dengan segala keberagamannya dan menyediakan lingkungan serta pengalaman belajar terbaik bagi mereka. Selain itu konsep pembelajaran lain yang saya pelajari adalah pembelajaran berdiferensiasi pada dasarnya merupakan upaya seorang guru untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu murid. Artinya dalam melakukan pembelajaran berdiferensiasi bukanlah berarti bahwa seorang guru harus mengajar dengan puluhan cara yang berbeda sesuai dengan jumlah muridnya. Tetapi bagaimana kita untuk menyajikan satu proses pembelajaran yang bermakna bagi seluruh murid yang ada di kelas kita. Konsep berikutnya adalah pentingnya kita sebagai guru untuk melihat kebutuhan belajar murid yang dapat dilihat dari tiga aspek yaitu kesiapan belajar, minat dan profil belajar murid. Kita harus tahu bahwa seorang murid akan menunjukkan kinerja yang baik jika tugas-tugas tersebut diberikan sesuai dengan keterampilan dan pemahaman yang mereka miliki. Kesiapan belajar adalah kapasitas untuk mempelajari materi konsep atau keterampilan baru di mana guru sudah mempertimbangkan tingkat kesiapan murid untuk memberikan mereka tantangan dengan lingkungan belajar yang tepat dan dukungan yang memadai sehingga mereka dapat menguasai materi atau keterampilan baru. Minat merupakan suatu keadaan mental yang menghasilkan respon terarah kepada suatu situasi objek atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan diri Minat merupakan salah satu motivator penting bagi murid untuk dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan. Profil belajar mengacu pada cara-cara kita untuk memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar secara alami dan efisien. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait profil belajar ini. Pertama, preferensi terhadap lingkungan belajar (suhu ruangan, tingkat kebisingan, jumlah cahaya, dan lain-lain), yang kedua adalah pengaruh budaya dan yang ketiga adalah preferensi gaya belajar (visual, auditori, kinestetik). Adapun beberapa cara yang dapat dilakukan guru untuk mengetahui kebutuhan belajar murid adalah dengan mengamati perilaku murid, mencari tahu pengetahuan awal yang dimiliki, melakukan penilaian untuk menentukan pengetahuan keterampilan dan sikap mereka, mendiskusikan kebutuhan murid dengan orang tua atau wali murid, mengamati murid ketika sedang menyelesaikan suatu tugas, kemudian berbicara dengan guru murid sebelumnya, melakukan survei untuk mengetahui kebutuhan belajar murid serta melakukan review refleksi dan terhadap praktik pengajaran sendiri, dan lain-lain. Ada tiga strategi dalam melaksanakan pembelajaran diferensiasi meliputi diferensiasi konten, diferensiasi proses dan diferensiasi produk. Diferensiasi konten adalah apa yang diajarkan kepada murid. Dalam hal ini diferensiasi konten dapat berupa tantangan atau pertanyaan pemandu yang diberikan seorang guru kepada murid. Kemudian yang kedua adalah diferensiasi konten, terkait bagaimana murid memahami dan memaknai informasi yang dipelajari. Dapat dilakukan dengan berbagai cara misalnya kegiatan berjenjang, pertanyaan pemandu, membuat agenda individual, memvariasikan lama waktu penyelesaian tugas dan melakukan berbagai kegiatan-kegiatan yang bervariasi. Diferensiasi produk terkait dengan bagaimana hasil pekerjaan atau unjuk kerja yang harus ditunjukkan murid kepada guru. Hasil pekerjaan atau unjuk kerja ini mencerminkan pemahaman murid terhadap proses pembelajaran yang telah kita laksanakan. Adapun diferensiasi produk dapat dilakukan dengan membuat tantangan atau variasi serta membuat pilihan untuk murid mengekspresikan pemahamannya. 

Adapun perubahan yang terjadi dalam diri saya setelah mempelajari modul Pembelajaran Berdiferensiasi ini adalah saya akan mencoba untuk lebih memahami dan berusaha melakukan identifikasi terhadap kebutuhan belajar murid saya dengan berbagai cara. Menurut saya, mengidentifikasi kebutuhan belajar murid ini merupakan bekal saya pada saat merancang proses pembelajaran nantinya. Saya akan berupaya untuk lebih memahami tiga aspek dalam terkait kebutuhan belajar murid. Yang terpenting adalah bagaimana saya untuk lebih memahami kesiapan belajar murid sebelum proses pembelajaran dilaksanakan, bagaimana minat murid terhadap proses pembelajaran yang saya laksanakan serta bagaimana profil atau gaya belajar setiap murid-murid saya  dan bagaimana saya merancang dan mendesain proses pembelajaran berdasarkan hasil identifikasi kebutuhan murid tersebut. Saya yakin dan percaya bahwa proses ini tentu tidak akan mudah namun saya akan berupaya untuk melakukannya secara perlahan-lahan. Satu hal yang saya pahami adalah dalam merancang dan melaksanakan proses pembelajaran, apapun yang saya lakukan semuanya harus kembali kepada murid. Bagaimana menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan bagi setiap murid yang mengikuti proses pembelajaran saya dan mampu mengakomodir semua kebutuhan belajar mereka dengan berbagai keunikannya. Semangat berjuang untuk lebih baik ke depannya.

Comments

Popular posts from this blog

Suara, Pilihan, dan Kepemilikan Sebagai Bentuk Kepemimpinan Murid

Kolaborasi dan Komitmen Berkesinambungan Sebagai Dasar Membangun Budaya Positif

Aset Kita, Kekuatan Kita