Aset Kita, Kekuatan Kita

Saat ini saya mencoba untuk menyampaikan refleksi Dwi mingguan yang ke-9 dalam Program Pendidikan Calon Guru Penggerak Angkatan 5 Kabupaten Bangka. Kali ini saya akan mencoba untuk merefleksikan materi pembelajaran dari modul 3.2 dengan judul Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya yang sudah saya pelajari dalam waktu 2 minggu terakhir ini. Materi ini sungguh luar biasa sekali bagi saya yang sebelumnya tak paham apa-apa. Ternyata lingkungan sekolah sebagai sebuah ekosistem memiliki banyak sekali sumber daya/aset yang dapat dikelola secara optimal untuk mewujudkan proses pembelajaran yang berpihak pada murid.

Materi yang saya peroleh dalam waktu dua minggu terakhir ini terkait Peran Pemimpin dalam Pengelolaan sumber daya menurut saya sungguh sangat sejalan dengan peran saya sebagai calon guru penggerak. Materi dalam modul yang saya pelajari ini memberikan pemahaman kepada saya bahwa banyak sekali sumber daya/aset yang ada di sekolah yang dapat dimanfaatkan untuk pengelolaan pembelajaran secara maksimal. Mulai dari modal manusia modal sosial, modal politik, modal agama dan budaya, modal fisik, modal lingkungan/alam, dan modal finansial. Keseluruhan aset/sumber daya yang ada di lingkungan sekolah merupakan satu kekuatan yang menjadi aset sekolah dalam pengembangan pembelajaran yang berpihak pada murid. Tantangan terbesar setelah mempelajari modul ini adalah bagaimana upaya saya untuk menemukenali aset/sumber daya yang ada untuk dikelola secara optimal.

Sejauh ini ide, materi atau pendapat dari narasumber itu saya pikir tidak jauh berbeda dengan praktik yang sudah saya pelajari dalam modul  ini. Secara jujur saya mengakui jika saya mendapatkan banyak sekali materi ataupun ide-ide baru dari baik itu fasilitator ataupun instruktur terkait dengan pengelolaan sumber daya yang ada di sekolah. Selama ini ternyata seringkali kita telah melakukan tindakan pengabaian sumber daya yang kita anggap kecil atau bahkan tidak ada di lingkungan sekolah. Padahal sekecil apa pun sumber daya/aset itu kan berdampak luar biasa sekali pada proses pembelajaran jika dikelola secara optimal. Jadi sebenarnya aset/sumber daya itu selalu ada di sekitar kita, tergantung bagaimana cara kita untauk menemukenalinya, menginventarisir, memetakannya kemudian mengembangkannya secara optimal. Tantangan bagi kita adalah untuk memaksimalkan potensi aset atau sumber daya yang ada sehingga benar-benar dapat menjadi satu kekuatan dalam program pembelajaran di sekolah. Apa pun bentuknya, sekecil apapun perannya, suatu aset/sumber daya yang ada di lingkungan tentu akan mempunyai peranan dalam upaya kita menciptakan lingkungan yang aman, nyaman, dan menyenangkan bagi murid dalam menjalankan proses pembelajarannya.

Adapun konsep-konsep utama yang saya pelajari dan menurut saya penting untuk dibawa selama menjadi calon guru penggerak bahkan setelah menjadi guru penggerak dalam modul ini banyak sekali. Yang pertamaterkait faktor-faktor yang mempengaruhi ekosistem sekolah. Saya mendapat pemahaman bahwa ekosistem sekolah akan terbentuk karena adanya komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik yang terdiri dari murid, kepala sekolah, guru, staf atau tenaga kependidikan, pengawas sekolah, orang tua, masyarakat, dinas terkait, dan pemerintah daerah. Sedangkan komponen abiotiknya antara lain keuangan, sarana prasarana, dan lingkungan alam. Komponen biotik dan abiotik ini akan saling berinteraksi untuk menciptakan hubungan yang selaras dan harmonis dalam bentuk pengelolaan sekolah secara optimal. Kemudian yang kedua, terkait pendekatan berbasis aset dan pendekatan berbasis masalah. Pendekatan berbasis aset fokus pada aset atau masa depan, berpikir tentang kesuksesan yang telah diraih dan kekuatan untuk mencapai kesuksesan tersebutmengorganisasikan kompetensi dan sumber daya, merancang sebuah rencana berdasarkan visi dan kekuatan serta melaksanakan rencana aksi yang sudah diprogramkan. Sedangkan pendekatan berbasis masalah lebih fokus pada masalah atau isu, berkutat pada masalah utamamengidentifikasi kekurangan dan kebutuhanselalu bertanya apa yang kurang, fokus mencari bantuan dari sponsor atau institusi lain, merancang program atau proyek untuk menyelesaikan masalah dan mengatur kelompok yang dapat melaksanakan proyek. Konsep yang ketiga adalah terkait dengan pengelolaan sumber daya yang ada di sekolah dengan menggunakan pendekatan pengembangan komunitas berbasis aset (PKBA). Pendekatan berbasis aset ini menekankan dan mendorong komunitas untuk memperdayakan aset yang dimilikinya serta membangun keterkaitan dari aset-aset tersebut agar lebih menjadi berdaya guna. Pendekatan berbasis aset ini berfokus pada potensi aset atau sumber daya yang dimiliki oleh sebuah komunitas. Konsep yang keempat yang saya pelajari adalah 7 aset utama yang dimiliki lingkungan sekolah. Mulai dari modal manusia, modal sosial, modal politik, modal agama dan budaya, modal fisik, modal lingkungan atau alam, dan modal finansial. Terpenting dalam pengelolaan aset adalah mengidentifikasi, menginventarisir ,kemudian memetakan aset-aset/sumbert daya yang ada dalam sebuah komunitas untuk mendukung proses pembelajaran yang ada di sekolah sehingga sekolah mampu menciptakan lingkungan yang aman, nyaman, dan menyenangkan bagi murid untuk mendukung tumbuh kembang mereka sesuai kodratnya masing-masing. Dalam pemanfaatan ketujuh modal/aset ini dapat saling beririsan satu sama lain.

Kemudian terkait dengan perubahan yang terjadi dalam diri saya setelah mendapatkan materi pada modul ini. Saya merasa tertantang sekali untuk mampu mengidentifikasi berbagai sumber daya yang ada di sekolah saya, kemudian merancang strategi pemanfaatannya secara efektif untuk mendukung saya dalam pengelolaan proses pembelajaran baik di kelas maupun secara umum di sekolah. Saya merasa tertantang untuk memetakan aset-aset/sumber daya yang ada agar dapat mendukung terciptanya lingkungan yang aman, nyaman, dan menyenangkan bagi murid. Saya menyadari sekali bahwa ketujuh aset atau modal sumber daya yang ada di sekolah itu sejatinya merupakan kekuatan utama dalam pengelolaan sekolah yang berpihak pada murid.

Selain mempelajari modul pemimpin pembelajaran dalam pengembangan sekolah terkait Pemimpin dalam pengelolaan sumber daya di dua, minggu terakhir ini saya juga memperoleh kesempatan untuk mempraktikkan pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial emosional di kelas pada kegiatan pendampingan individu keempat. Pengajar praktik melihat secara langsung proses pembelajaran yang saya lakukan. Melakukan observasi bagaimana saya menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial emosional di kelas. Tidak hanya melihat proses pembelajaran yang saya lakukan tetapi pengajar praktik juga saya melakukan supervisi akademik berbasis Coaching dimana sebelum observasi pembelajaran pengajar praktik terlebih dahulu melakukan percakapan pra-observasi dengan saya untuk menyepakati area pengembangan proses pembelajaran yang akan saya lakukan. Kemudian setelah observasi pun dilakukan percakapan pasca-observasi untuk merefleksikan sejauh mana area pengembangan yang sudah disepakati dapat saya capai. Kegiatan observasi terhadap proses pembelajaran yang saya lakukan dalam materi Pewarisan Sifat (Polimeri dan Kriptomeri) dalam dilihat dalam video berikut ini: https://youtu.be/P5_Mra-Vy1Q

Comments

Popular posts from this blog

Suara, Pilihan, dan Kepemilikan Sebagai Bentuk Kepemimpinan Murid

Kolaborasi dan Komitmen Berkesinambungan Sebagai Dasar Membangun Budaya Positif