Pembelajaran Sosial Emosional untuk Membentuk Karakter Murid

 

Akhirnya saya menyelesaikan modul 2.2 di akhir minggu kedua belas kegiatan Pendidikan Calon Guru penggerak angkatan 5 ini. Modul 2.2 ini terkait praktik pembelajaran yang berpihak pada murid tepatnya tentang pembelajaran sosial emosional. Pembelajaran sosial emosional adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah di mana melalui proses kolaborasi ini memungkinkan anak dan pendidik serta tenaga kependidikan di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional agar dapat:

1)     memahami menghayati dan mengelola emosi (kesadaran diri)

2)     menetapkan dan mencapai tujuan positif (manajemen diri)

3)     menunjukkan empati kepada orang lain (kesadaran sosial)

4)     membangun dan mempertahankan hubungan yang positif (keterampilan membangun relasi)

5)     membuat keputusan yang bertanggung jawab 

Pembelajaran sosial dan emosional sangat penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman agar seluruh individu yang ada di sekolah dapat meningkatkan kompetensi akademik dan mencapai kesejahteraan psikologis (well being) secara optimal. Seorang guru yang memiliki kompetensi sosial dan emosional yang baik lebih efektif dan cenderung lebih tangguh dan merasa nyaman di kelas karena mereka dapat bekerja lebih baik dengan murid

Untuk jurnal refleksi dwimingguan yang keenam ini saya akan menggunakan model Description, Examination an Articulation of Learning (Deal) dimana model ini dikembangkan oleh Ash dan Clayton (2009). Refleksi model ini merupakan penjabaran atas pertanyaan:

Description: Mendeskripsikan pengalaman yang dialami dengan menceritakan unsur 5WIH (apa, siapa, dimana, kapan, mengapa, bagaimana)

Examination: Menganalisis pengalaman tersebut dengan membandingkannya terhadap tujuan/rencana yang telah dibuat sebelumnya

Articulation of Learning: Menjelaskan hal yang dipelajari dan rencana untuk perbaikan di masa mendatang

Refleksi dwimingguan yang akan saya sampaikan ini terkait dengan aksi nyata yang telah saya lakukan di dua minggu terakhir ini dimana saya berupaya melaksanakan proses pembelajaran sesuai RPP Pembelajaran Berdiferensiasi yang telah saya susun pada modul 2.1 sebelumnya. 

Saya akan mendeskripsikan pengalaman yang saya alami terkait aksi nyata yang telah saya lakukan saat melaksanakan proses pembelajaran dengan menerapkan prinsip Pembelajaran Berdiferensiasi. Saya melakukan proses pembelajaran di kelas yang saya ampu sebagai bentuk implementasi atau penerapan dari RPP Pembelajaran Berdiferensiasi yang telah saya rancang sebelumnya. Saya yang melaksanakan kegiatan pembelajaran tersebut bersama murid-murid kelas XII MIPA2. Proses pembelajaran saya laksanakan di laboratorium Biologi sekolah saya, SMAN 1 Mendo Barat.  Proses pembelajaran sebagai bentuk aksi nyata Pembelajaran Berdiferensiasi ini saya laksanakan di minggu terakhir ini yaitu tepatnya pada tanggal 19 September 2022. Kegiatan ini saya lakukan sebagai bentuk aksi nyata terkait program  Pendidikan Calon Guru Penggerak angkatan 5 pada modul 2.1 yang sebelumnya sudah saya pelajari. Aksi nyata ini saya laksanakan dengan mengacu pada RPP yang telah saya susun sebelumnya yaitu terkait materi sintesis protein gimana peserta didik saya harapkan dapat memahami tahapan-tahapan sintesis protein, membandingkan dan menganalisis tahapan-tahapan sintesis protein serta pada akhirnya dapat menentukan urutan sintesis protein dengan tepat melalui model pembelajaran Discovery Learning.

Saya akan mencoba menganalisis pengalaman saya saat menerapkan proses Pembelajaran Berdiferensiasi dengan membandingkannya terhadap RPP yang telah saya susun sebelumnya. Menurut saya pengalaman yang saya dapatkan saat menerapkan proses pembelajaran berdiferensiasi ini sangat luar biasa sekali. Dimulai dengan saya berusaha untuk membangun koneksi dan rasa percaya dengan melakukan permainan berupa permainan lempar bola kertas untuk mendapatkan refleksi singkat tentang pemahaman murid pada terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan di minggu sebelumnya terkait materi hubungan antara gen, DNA dan kromosom. Hal ini saya lakukan sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan belajar yang terkait dengan aspek kesiapan belajar. Saya menggunakan hasil dari permainan lempar bola kertas itu sebagai bahan bagi saya untuk memetakan sejauh mana pengetahuan awal murid saya sebagai bekal awal terkait materi sintesis protein yang akan kami pelajari hari ini. Terkait proses permainan bola kertas, saya melihat murid-murid sangat antusias sekali terhadap permainan itu, apalagi diiringi dengan lagu daerah yang saya pilih bernada riang bahkan ada beberapa siswa yang ikut berjoget pada saat lagu tersebut diputar. Secara umum pemahaman mereka terhadap materi hubungan gen, DNA dan kromosom yang telah dipelajari di pertemuan sebelumnya cukup baik namun ada beberapa murid yang sepertinya masih belum terlalu memahami materi itu. Saya akan mencoba untuk memberikan pemahaman yang lebih secara individual kepada mereka terkait dengan diferensiasi konten dan aspek profil belajar. Saya menyediakan konten pembelajaran yang bervariasi sebagai bahan pembelajaran mereka pada sintaks pemberian stimulus. Ada video, artikel, kemudian juga ada gambar tentang proses sintesis protein sehingga murid-murid saya dapat mengidentifikasi tahapan-tahapan dalam proses sintesis protein pada sintaks mengidentifikasi masalah. Murid bebas untuk memilih konten pembelajaran,  apakah skema, apakah video pembelajaran, apakah artikel ataupun gambar yang dibagikan. Murid bebas memilih media pembelajaran mana yang lebih mereka sukai untuk mereka gunakan dalam proses memahami pembelajaran Hal ini terkait dengan diferensiasi proses dan aspek minat. Untuk diferensiasi aspek profil belajar saya memberikan kebebasan pada setiap kelompok untuk memilih lokasi pada saat melakukan diskusi dan studi literatur pada sintaks mengumpulkan data. Ada beberapa murid yang mungkin dapat belajar di tempat yang ramai, tetapi ada kelompok murid lain yang lebih menyenangi belajar dengan menggunakan di tempat yang sepi dalam sintaks mengolah data. Terkait diferensiasi proses saya mencoba memberikan bimbingan kepada peserta didik dalam kelompok sesuai dengan media yang mereka pilih untuk menyimpulkan tentang urutan tahapan sintesis protein. Saya juga menugaskan peserta didik secara mandiri untuk menyampaikan hasil pemahaman mereka dalam ragam bentuk media yang bebas dipilih misalnya poster, rekaman suara, ppt, artikel ataupun video sebagai bentuk upaya yang saya lakukan untuk melakukan diferensiasi produk dan aspek minat. Pada sintaks verifikasi saya meminta perwakilan setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya sedangkan kelompok yang lain diminta untuk menanggapi. Kegiatan presentasi dan saling menanggapi ini merupakan upaya saya untuk melatih komunikasi dan bernalar kritis murid-murid saya. Pada sintaks menyimpulkan saya beserta murid-murid saya menyimpulkan materi pembelajaran terkait konsep transkripsi dan translasi dalam proses sintesis protein. Untuk kegiatan penutup saya melakukan kegiatan berbagi 30 detik dimana peserta didik secara bergiliran berbagi apa yang telah mereka pelajari pada proses pembelajaran yang sudah kami laksanakan. Hal ini sangat penting sekali bagi saya untuk mengetahui pemahaman peserta didik atas konsep yang sudah dipelajari. Pada akhirnya saya sebagai guru menyampaikan penguatan dan refleksi atas kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Hal-hal yang harus saya pelajari banyak sekali terkait dengan pembelajaran berdiferensiasi ini. Bagaimana saya harus melaksanakan proses pembelajaran dengan memperhatikan aspek kebutuhan belajar murid mulai dari aspek kesiapan belajar, aspek minat kemudian aspek profil belajar murid yang tentunya tidak sama antara satu dengan yang lain. Saya harus memetakan kondisi murid-murid saya berdasarkan ketiga aspek itu. Apalagi terkait dengan profil belajar, ada murid yang mungkin lebih senang dengan materi pembelajaran yang disajikan secara visual, kemudian ada yang lebih senang dengan audio atau mungkin ada yang lebih senang dengan kinestetik. Bagaimana saya berusaha mengakomodir kebutuhan belajar murid yang beragam tersebut dengan satu rancangan proses pembelajaran yang berpihak pada semuanya. Terkait rencana untuk perbaikan di masa mendatang banyak sekali juga tentunya.  Diantaranya bagaimana saya menyiapkan diri untuk mempersiapkan materi dengan konten-konten yang berbeda sesuai dengan kesiapan belajar murid, minat murid dan profil belajar murid. Kemudian bagaimana juga saya melakukan harus diferensiasi proses dalam membimbing mereka dengan berbagai perbedaan kebutuhan belajarnya serta membimbing mereka untuk menunjukkan hasil unjuk kerja sebagai bentuk pemahaman materi yang telah dipelajari dalam bentuk produk yang tentunya bervariasi juga sesuai minat mereka. Bukan hal yang mudah, tapi saya memang harus melakukan dalam upaya menuntun tumbuh kembang murid sesuai dengan kodratnya masing-masing. Pembelajaran Berdiferensiasi merupakan upaya saya sebagai seorang guru untuk mengakomodir kebutuhan belajar murid saya yang berbeda-beda   

Tautan Aksi Nyata yang telah dilakukan https://youtu.be/WvoAq3DPUeA 







Comments

Popular posts from this blog

Suara, Pilihan, dan Kepemilikan Sebagai Bentuk Kepemimpinan Murid

Kolaborasi dan Komitmen Berkesinambungan Sebagai Dasar Membangun Budaya Positif

Aset Kita, Kekuatan Kita