Belajar Mengambil Keputusan sebagai Seorang Pemimpin


Tak terasa saya berhasil menyelesaikan modul ke-8 di hari ini. Modul ke-8 ini memuat materi tentang pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin. mi dalam Modul ini banyak sekali pembelajaran yang saya dapatkan, memahami tentang proses, prinsip-prinsip dalam pengambilan keputusan serta mengaitkannya dengan nilai-nilai kebajikan yang telah disepakati. 

Saya akan mulai melakukan refleksi terhadap kegiatan saya di 2 minggu terakhir setelah mempelajari modul tentang pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin ini. Setelah pembelajaran modul ini saya akhirnya memahami bahwa ada perbedaan yang mendasar pada saat kita harus mengambil keputusan atas suatu kasus. Apakah tergolong kasus dilema etika atau bujukan moral. Kasus yang tergolong dilema etika akan terjadi ketika melibatkan berbagai pihak yang memiliki kepentingan yang sama-sama menjunjung tinggi nilai sebuah kebajikan tertentu, keduanya sama-sama benar namun saling bertentangan satu sama lain. Sedangkan kasus-kasus yang tergolong bujukan moral itu terkait dengan aturan hukum yang berlaku. Jadi jelas sekali kebenarannya. Apakah keputusan yang kita ambil itu akan tergolong keputusan yang benar ataupun menjadi keputusan yang salah. Satu hal mendasar yang harus saya pahami adalah pada saat kita mengambil keputusan untuk permasalahan yang sama-sama benar, sebagai seorang pemimpin kita harus memegang tiga unsur yaitu berpihak pada murid, berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal, dan bertanggung jawab terhadap segala konsekuensi dari keputusan yang diambil. Saya juga memahami 4 paradigma dalam pengambilan keputusan yang terkait dengan dilema etika yaitu individu lawan kelompok, rasa keadilan lawan rasa kasihan, kebenaran lawan kesetiaan, jangka pendek lawan jangka panjang. Tak hanya itu dalam modul 3.1 ini saya juga memahami bahwa pada saat kita mengambil keputusan ada beberapa prinsip yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan tersebut yaitu prinsip berpikir berbasis hasil akhir, berpikir berbasis peraturan, dan berpikir berbasis rasa peduli. Namun demikian harus dipahami bahwa dalam pengambilan keputusan, walaupun telah berdasarkan pada prinsip atau nilai-nilai tertentu tetap akan ada konsekuensi yang mengikutinya. Dan yang tak kalah pentingnya adalah pemahaman bahwa ada 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan yang dapat diterapkan oleh seorang pemimpin atas keputusan yang diambil mulai dari mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan, menentukan siapa yang terlibat dalam situasi atau kasus tersebut, mengumpulkan fakta-fakta yang relevan, pengujian benar atau salah (dengan uji legal, uji regulasi, uji intuisi dan uji publikasi serta uji panutan), pengujian paradigma benar lawan benar, melakukan prinsip resolusi, kemudian investigasi opsi trilema, membuat keputusan dan melihat lagi suatu keputusan dan merefleksikannya.

Setelah pembelajaran modul ini saya akhirnya mampu: 1) membedakan mana kasus yang tergolong dalam dilema etika dan mana kasus yang tergolong bujukan moral, 2) melihat atau menganalisis paradigma-paradigma yang bertentangan dalam satu kasus tertentu, 3) mengambil satu keputusan berdasarkan langkah-langkah pengambilan keputusan dari satu kasus yang disajikan. Tidak hanya itu, saya juga mampu memahami bahwa akan ada muncul berbagai tantangan pada saat seorang pemimpin mengambil keputusan. Tantangan-tantangan itu terjadi tentu saja karena banyaknya kepentingan yang berkaitan dan berbenturan dalam kasus yang dihadapi.

Perasaan saya setelah melakukan pembelajaran dalam modul pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin ini adalah saya sangat merasa senang sekali karena ternyata sebuah keputusan yang diambil itu bukanlah satu hal yang dapat dilakukan secara spontan (begitu saja). Ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan. Ada banyak paradigma yang harus kita identifikas.i Kemudian ada prinsip yang harus kita pertimbangkan. Serta ada beberapa langkah yang harus kita lakukan sebelum akhirnya mengambil sebuah keputusan. Terpenting adalah menjadikan nilai-nilai kebajikan universal sebagai landasan dalam proses pertimbangan atas keputusan yang diambil. Tentunya keputusan yang diambil diharapkan benar-benar mewujudkan satu upaya keberpihakan pada murid. Konsekuensi yang muncul dari pilihan yang diambil harus dilakukan dengan rasa tanggung jawab. 

Setelah melakukan pembelajaran dalam modul pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin ini saya target saya berikutnya adalah banyak belajar dan berlatih untuk menganalisa berbagai kasus dilema etika yang sering terjadi dalam dunia pendidikan. Hal ini penting sekali bagi saya agar saya menjadi terlatih untuk dapat mengambil satu keputusan yang tepat dengan mempertimbangkan tiga unsur utama yaitu nilai kebajikan, keberpihakan pada murid, dan rasa tanggung jawab. Saya juga akan terus berlatih dan belajar memahami 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan keputusan sebelum mengambil keputusan tertentu atas situasi yang saya hadapi. Target saya pada akhirnya adalah menjadi seorang pemimpin yang dapat mengambil keputusan yang tepat dan dapat dipertanggungjawabkan dengan tetap mewujudkan keberpihakan pada murid serta berlandaskan pada nilai-nilai kebajikan  universal.


Comments

Popular posts from this blog

Suara, Pilihan, dan Kepemilikan Sebagai Bentuk Kepemimpinan Murid

Kolaborasi dan Komitmen Berkesinambungan Sebagai Dasar Membangun Budaya Positif

Aset Kita, Kekuatan Kita