Filosofis Ki Hajar Dewantara dan Pendidikan Masa Kini
Dua minggu sudah saya terlibat dalam
program Guru Penggerak Angkatan 5 Kabupaten Bangka ini. Suatu program
pendidikan yang sungguh luar biasa bagi saya sejak pembukaan yang dilakukan
pada tanggal 18 Mei 2022 yang dilanjutkan dengan Lokakarya Orientasi pada
tanggal 21-22 Mei 2022 yang lalu. Saat ini saya baru saja menyelesaikan modul
1.1. Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional – Ki Hajar Dewantara. Saya merasa,
alur pembelajaran dalam program ini jelas berbeda dengan program pendidikan dan
pelatihan lainnya yang pernah saya ikuti sebelumnya. Mulai dari kegiatan Mulai
Diri, Eksplorasi Konsep, Forum Diskusi, Ruang Kolaborasi, Demonstrasi
Kontekstual, Elaborasi Pemahaman, Koneksi Antar Materi sampai kegiatan Aksi
Nyata terkait pemahaman modul yang sudah saya pelajari. Banyak pengalaman dan
pemahaman baru yang saya dapatkan sejauh ini terkait filosofis pendidikan yang
menjadi bagian dalam tugas saya sehari-hari. Pembelajaran konsep dasar
pendidikan yang bersumber pada filosofis pemikiran Ki Hajar Dewantara ibarat
pengisian daya dan energi baru dalam
jiwa saya sebagai seorang pendidik. Banyak konsep dasar pendidikan yang selama
ini sepertinya terabaikan oleh saya dan pembelajaran modul ini memberikan
pencerahan yang sungguh luar biasa bagi saya.
Materi yang saya dapat dalam modul
ini memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan peran saya sebagai Calon Guru
Penggerak. Sebagai seorang Calon Guru Penggerak saya sadar bahwa Refleksi
Filosofis Pendidikan Nasional menurut Ki Hajar Dewantara merupakan pemahaman
dasar yang harus dipahami oleh saya sebagai seorang pendidik, yang mungkin
selama ini sering diabaikan oleh kita. Konsep dasar bahwa pendidikan merupakan tempat
persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat memberi pemahaman kepada
saya jika pendidikan dan kebudayaan merupakan dua hal yang tidak dapat
dipisahkan. Nilai sosio kultural dalam masyarakat yang tertuang dalam beragam
bentuk kearifan lokal menjadi pondasi dasar dalam proses pembelajaran yang kita
laksanakan. Kita tidak boleh lupa pada kodrat setiap anak yang unik dan
berbeda, membutuhkan tuntunan yang tentunya tak akan sama pula untuk
mengembangkan berbagai minat dan bakat yang dimiliki mereka. Pendidikan
sejatinya akan menuntun akan untuk menemukan potensi dan kelebihannya, menutupi
berbagai kekurangan dan kelemahan yang dimliki mereka. Kunci utama pendidikan
adalah untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab. Pendidikan menciptakan
ruang bagi peserta didik untuk tumbuh dan berkembang secara utuh sesuai dengan
kodratnya masing-masing
Ide, materi atau pendapat narasumber
sejauh ini selaras dengan praktik yang saya jalankan selama ini, walaupun jujur
belum semuanya mampu saya implementasikan di lapangan selama ini. Saya sepakat
dengan berbagai pemahaman konsep yang dijabarkan dalam modul 1.1. ini. Konsep
pengajaran sebagai bagian pendidikan dimana pendidikan keduanya merupakan satu
bagian utuh yang tak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Setiap anak memiliki
keunikan pribadi dan karakter yang berbeda satu sama lainnya. Hal ini merupakan
kodrat yang harus disadari oleh pendidik. Setiap anak ibarat kertas putih yang
masih samar-samar bukan kosong sama sekali. Dan pendidikanlah yang berperan
untuk menuntun anak untuk menebalkan kekuatan kodrat yang masih samar-sama itu.
Tugas pendidik itu “menuntun” peserta didik, bukan untuk menuntut mereka. Dalam
“menuntun” anak diberikan kebebasan namun tepa mendapatkan arahan dan
pengawasan dari kita sebagai pendidik. Pendidikan tak akan lepas dari kodrat
alam dan kodrat zaman. Bagaimana seorang pendidik memadukan lingkungan hidup di
sekitar peserta didik dengan perubahan zaman yang terus berubah menjadi satu
proses pembelajaran yang bermakna tentunya bukanlah tugas yang ringan bagi
seorang peserta didik Seorang anak harus memiliki keterampilan abad 21 namun
tetap melestarikan nilai sosial budaya yang ada di masyarakatnya. Budi pekerti yang
merupakan perpaduan cipta dam karsa yang akan menghasilkan karya menempatkan
keluarga sebagai tempat utama untuk meletakkan pondasi kekuatannya. Dengan budi
pekerti anak dilatih untuk memiliki kesadaran diri untuk menjadi dirinya
(kemerdekaan diri sendiri) dan kemerdekaan (memperlakukan) orang lain
Konsep-konsep utama yang saya
pelajari dan menurut saya penting untuk terus dibawa selama menjadi Calon Guru
Penggerak bahkan setelah menjadi Guru Penggerak nantinya banyak sekali, antara
lain terkait konsep dasar pendidikan, konsep kodrat alam dan kodrat zaman dalam
pendidikn serta konsep budi pekerti. Terkait konsep dasar pendidikan, pemahaman
konsep pendidikan dan pengajaran serta peranan pendidik dalam menuntun kodrat
anak yang berbeda satu sama lainnya menjadi kajian yang amat sangat penting
bagi saya. Dalam melaksanakan tugasnya pendidik harus mampu memadukan kodrat
alam dan kodrat zaman dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan. Tak lupa
mengintegrasikan penanaman karakter yang termuat dalam Profil Pelajar Pancasila.
Kodrat alam menjadi landasan sedangkan
kodrat zaman menjadi tuntutan dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan. Tak
lupa kearifan lokal menjadi bagian yang tak boleh terlupakan sebagai bagian
kekuatan sosio kultural peerta didik.
Setelah mendapatkan materi ini,
perubahan yang ingin saya lakukan pada diri saya adalah mengubah pola pikir
yang akan saya implementasikan dalam proses pembelajaran yang akan saya laksanakan.
Salah satu diantaranya adalah terkait proses
pembelajaran yang tadinya hanya berpusat pada guru (teacher-centered) akan saya ubah menjadi menjadi pembelajaran yang
berpusat pada peserta didik (student-centered).
Saya akan mencoba mengimplementasikan konsep pendidikan “menuntun” dalam proses
pembelajaran yang saya laksanakan. Perubahan kedua yang akan saya lakukan
adalah dengan menerapkan konsep pembelajaran yang berbasis pada kearifan lokal sehigga konsep
pembelajaran menjadi lebih kontekstual. Peserta didik akan terlibat dala
berbagai masalah yang sering mereka temui dalam kehidupan sehari-hari.
Selanjutnya saya akan mencoba untuk memadukan kodrat alam dan kodrat zaman
dalam proses pembelajaran misalnya dengan mengajak anak lebih mengenal potensi
daerah sekitar serta menggunakan teknologi yang sedang berkembang untuk
memperkuat pemahaman konsep pembelajaran yang sedang dipelajari. Perubahan
selanjutnya adalah saya akan menuntun anak untuk lebih termotivasi karena saya
sangat menyadari sekali jika motivasi peserta didik saya masih banyak yang
perlu ditingkatkan. Saya juga akan lebih berusaha untuk menanamkan budi pekerti
pada peserta didik karena saya sangat menyadari sekali jika adab jauh lebih
berharga daripada ilmu yang tinggi. Pengintegrasian karakter Profil Pelajar
Pancasila menjadi bagian penting yang harus saya lakukan. Tentunya secara
bertahap tapi dengan satu keyakinan jika proses ini akan tertanam dalam
kehidupan peserta didik selamanya. Pendiikan akan menjadi proses yang terus
berangsung tanpa henti karena sejatinya setiap orang harus beajar menjadi
seorang pebelajar sepanjang hayatnya.
Comments
Post a Comment